Jumat, 10 Februari 2017

Untukmu yang sempat hadir

        Apa kabar? Sudah lama kita tak jumpa. Jangankan berjumpa,saling sapapun sudah tidak. Aku maklumi itu semua,aku menghargai kehidupanmu,dan kau?entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak.
      Mungkin kamu akan bertanya,kenapa aku menulis ini semua?jika kamu mengira, karna aku ingin perhatianmu?tentu tidak. Untuk apa(?)
       Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Tak pernah kah kau merasakannya juga?aku harap kau sempat merindukanku walau hanya semalam. Setidaknya kau mengingat bagaimana susahnya berusaha dan mudahnya menyerah.
      Cinta kita hanyalah cinta monyet,cinta yang tumbuh di bawah atap sekolah. Cinta yang terus tumbuh hanya karena memandang dari jauh, cinya yang terus tumbuh ketika kita bertukar sapa dan senyum.
       Aku masin ingat betapa lucunya saat pertama kali aku melihatmu. Kita terlihat canggung,lalu saling tersenyum sesudahnya.
     Aku tidak peduli apakah aku cinta pertamamu atau bukan. Aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak, yang aku tau aku merasakannya. Cukup aku.
      Kau membuat ku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya,kau membuat ku belajar untuk pertama kalinya.
     Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa di hargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah seseorang yang patut untuk di perjuangkan. Bukan orang yang selalu menunggu, menanti bahkan meminta.
       Maap aku sempat membuatmu muak,dengan sikapku yang kekanak kanakan. Yang sering mengeluh,yang sering berdrama dalam segala masalah. Kamu selalu mengingatkanku. Dan lagi,aku terlambat menyadarinya. Aku tau aku salah,tapi siapa yang peduli saat itu(?) yang aku tau, hanya cinta itu menyakitkan saat kamu pergi. Itu saja. Bodoh?iya,sangat bodoh. Kadang aku pun hanya tertawa bila meningatnya,perjalanan kita sangat lucu ternyata.
      Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit seperti aku yang tidak sengaja menelan ampas kopi. Dan kamu telah menjadi keduanya disaat yang bersamaan. Sekali lagi,terimakasih. Untuk pernah hadir lalu pergi,dan untuk sempat memulai lalu mengakhiri☺.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar